Aksi Bully dan Penganiayaan di SMP 3 Gelumbang Muara Enim Tuai Reaksi Keras dari DPW IWO I Sumsel

Aksi Bully dan Penganiayaan di SMP 3 Gelumbang Muara Enim Tuai Reaksi Keras dari DPW IWO I Sumsel

MUARA ENIM, DS — Aksi bullying hingga kekerasan kembali terjadi di lingkungan pendidikan, kali ini SMP Negeri 3 di wilayah Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan menuai sorotan berbagai pihak yang videonya sempat viral sepekan terakhir.

Pasalnya, dalam video yang beredar awalnya seorang siswi yang berinisial Vr tengah dibully di dalam kelas terlebih dahulu oleh juniornya berinisial Dh. Kemudian setelahnya, Dh pun langsung melakukan aksi pemukulan terhadap Vr hingga video tersebut viral di media sosial.

Pasca video itu beredar luas, Sekretaris DPW Sumsel IWO Indonesia Efriaman menyambangi kediaman rumah korban Vr di Desa Segayam Kecamatan Gelumbang. Dalam keterangannya, korban Vr menceritakan secara persis penganiayaan yang dialaminya ke Efriaman pada Minggu, (28/07/2024).

Diceritakan Vr, kejadian tersebut terjadi pada hari Selasa 23 Juli 2024. Pelaku Dh kata Vr melakukan aksi bully dan penganiayaan terhadapnya bukan hanya sekedar tampak dalam video yang beredar saja, sebab kata Vr video itu tidaklah lengkap.

Vr menerangkan bahwa kejadian yang tidak tersebar, ialah saat dirinya ditarik paksa oleh pelaku Dh ke ruang toilet sekolah yang sebelumnya Dh melakukan pemukulan ke bagian wajah dan dada korban hingga membuatnya mengalami rasa trauma yang cukup dalam.

Usai mendengar kronologis kejadian dari korban, keesokan harinya Efriaman langsung mendatangi sekolah tempat penganiayaan terjadi. Efriaman kemudian menemui Kepala SMP Negeri 3 Liliyatul Fauziah pada Senin, (29/07/2024).

Kepada Efriaman, Liliyatul mengakui memang benar kejadian itu terjadi di lingkungan sekolah tersebut. Liliyatul juga mengatakan telah memberikan sangsi terhadap keduanya yakni sangsi skorsing selama 3 hari.

Liliyatul pula menganggap, hal tersebut terjadi di luar dugaan pihak sekolah yang diketahui video tersebut kemudian viral. Kepala sekolah itu juga mengakui bahwa pihaknya telah membuat surat pernyataan pada Sabtu, (27/07/2024).

Saat surat tersebut ditulis disaksikan oleh Bhabinkamtibmas, kedua orang tua korban dan pelaku yang isinya ialah agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Menanggapi kejadian tersebut, Efriaman berkomentar jika hal itu terjadi lantaran akibat kurangnya perhatian tenaga didik yang ada di sekolah terhadap muridnya.

Sebab menurut Efriaman, orang yang bertanggung jawab penuh di sekolah ialah kepala sekolah tentunya kata Efriaman anak tidak disiplin di sekolah karena pemimpinnya juga tidak disiplin.

Ketidakdisiplinan itu terungkap lantaran pengakuan yang keluar dari mulut sang Kepala sekolah ke Efriaman. Dikatakan Lili ke Efriaman, bahwa Lili sudah 6 tahun menjabat ia sendiri jarang mengikuti upacara bendera setiap hari Senin dan selalu diwakilkan ke Wakilnya.

“Kalau pemimpinnya kurang disiplin bagaimana muridnya mau disiplin? apalagi saat jam istirahat tidak menutup kemungkinan adanya pembiaran dari pihak sekolah sehingga anak muridnya bebas keluyuran keluar lingkungan sekolah,” ujar Efriaman. (a2m)