PRABUMULIH, DS — Tahun 2024 ditutup dengan prestasi gemilang dari PT Pertamina EP Prabumulih Field Regional Sumatera Subholding Upstream. Sumur pemboran LBK-025 berhasil mencatatkan produksi minyak luar biasa, mencapai angka fantastis 3.337 barel minyak per hari (BOPD) dengan kadar air 0% dan tambahan produksi gas sebesar 3 MMSCFD.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi, kerja keras, dan semangat pantang menyerah mampu menghasilkan capaian luar biasa di sektor energi Indonesia pada Jum’at, (13/12/2024).
Dengan pencapaian ini, Prabumulih Field semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu kontributor utama dalam mendukung target produksi nasional. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah mencapai produksi 1 juta BOPD pada tahun 2030.
Muhamad Luthfi Ferdiansyah, Senior Manager Prabumulih Field, menyampaikan apresiasinya.
“Keberhasilan LBK-025 adalah buah dari kerja sama erat antara tim teknis, operator, dan pemangku kepentingan terkait. Ini adalah bukti bahwa inovasi, kerja keras, dan semangat pantang menyerah dapat menghasilkan pencapaian yang luar biasa,” tuturnya.
Prabumulih Field sendiri telah lama menjadi salah satu aset strategis dalam industri minyak dan gas (migas) Indonesia. Dengan kontribusi yang signifikan terhadap produksi nasional, lapangan ini memiliki peranan penting dalam menjaga pasokan energi domestik dan mendukung pertumbuhan ekonomi negara.
Tentunya dengan adanya tambahan produksi ini, total produksi lapangan Prabumulih diperkirakan akan mengalami peningkatan yang signifikan, seiring dengan upaya optimasi dan pengeboran sumur-sumur baru di sekitar wilayah tersebut.
General Manager PT Pertamina Hulu Rokan zona 4 Bapak Djudjuwanto menyampaikan rasa bangga atas pencapaian sumur LBK-025.
“Keberhasilan sumur LBK-025 ini merupakan hasil dari kerja keras tim di lapangan yang telah memanfaatkan teknologi terbaru dan strategi operasional yang efisien. Kami sangat berkomitmen untuk terus mengoptimalkan potensi di Prabumulih, dan pencapaian ini menunjukkan bahwa kami mampu memberikan kontribusi lebih besar terhadap peningkatan produksi migas nasional.” tutupnya. (ril)
